Journal article

Perspektif Maskulinitas Tentang Bundo Kanduang sebagai Bentuk Marginalisasi Kaum Laki-laki Minangkabau di Sumatera Barat

Bayu Sandika Putra NAZRINA ZURYANI NI LUH NYOMAN KEBAYANTINI

Volume : 1 Nomor : 2 Published : 2019, August

Jurnal Ilmiah Sosiologi (SOROT)

Abstrak

the male Minangkabau to be marginalized. Keywords: Analysis of masculinity perspectives, Bundo Kanduang, marginalization, Minangkabau ditinggikan atau lebih distimewakan Ketidakadilan gender dapat dibandingkan laki laki baik dalam posisinya menyebabkan suatu pihak (laki laki atau dalam Rumah Gadang (sebutan rumah dalam perempuan) lebih ditinggikan dari pihak yang masyarakat Minangkabau) hingga posisinya lain sehingga menyebabkan ketidakadilan dalam lingkungan. Sehingga hal tersebut pembagian peran dan tanggung jawab. memunculkan istilah Bundo Kanduang pada Ketidakadilan gender salah satunya tercermin Masyarakat Minangkabau. dalam sebuah sistem masyarakat, yakni Perempuan sebagai Bundo matrilineal. Kanduang dapat menjadi penentu utama Jendrius (2000: 23) menjelaskan bahwa dalam pengambilan keputusan di Minangkabau merupakan sistem matrilineal Minangkabau. Segala hal yang akan yang terbesar di dunia yang mana hal itu diputuskan harus berkonsultasi terlebih menyebabkan ibu menjadi pusat dari berbagai dahulu kepada Bundo Kanduang. Oleh hal seperti jaringan, struktur, pendidikan, karenanya, Mamak (laki-laki yang dituakan di ekonomi, keamanan, dan kepengurusan Minangkabau) harus meminta persetujuan keluarga. Minangkabau yang dikenal dengan dari Bundo Kanduang sebelum menetapkan sistem kekerabatan matrilineal (mengambil suatu keputusan dan hasil keputusan garis ke