Journal article

La Femme et le Present

NAZRINA ZURYANI

Volume : 4 Nomor : 22 Published : 2016, December

LE BANIAN

Abstrak

Tulisan seri perempuan Bali ini seperti dijelaskan dalam artikel terdahulu, oleh Jean Couteau diterjemahkan dari penulisnya yang keduanya perempuan Indonesia. Satu posisi penulis menjelaskan tradisi yang rapuh pada kedudukan perempuan Bali di satu sisi menjelaskan posisi yang lebih kekinian. Sejarah perempuan Bali telah ditulis oleh Van Nieuwenhuijze (1958) dalam mencapai kemajuan. Namun perempuan Bali telah mulai bergerak pada tahun 1920 mengejar ‘kemajuan’ (Darma Putra, 2007: 17) dengan mempublikasikan tulisan-tulisan di harian ‘Suryakanta’ pada tahun 1925 dengan tipe tulisan “kewajiban seorang ibu” atau dengan menuliskan kondisi kesehatan keluarga dalam kasta dan warga masyarakat (Darma Putra, 200: 141). Kemajuan perempuan Bali tidak terlepas dari sejarah memperebutkan kemerdekaan dan mencapai kesejajaran. Masuknya perempuan Bali ke ranah ekonomi masyarakat Indonesia memperkuat peran global pada tipe generasi perempuan kekinian. Termasuk didalamnya perempuan Bali mampu membayar pajak penghasilan dan bila menjadi kepada keluarga berperan aktif dalam masyarakat Bali yang komunal. Tulisan kekinian dari novelist Bali, Oka Rusmini yang dulunya berasal dari keluarga Brahmana pada novel “Tarian Bumi’ memperjelas posisi kekinian perempuan Bali. Konsep ‘Purusa-Pradana’ telah mengalami perubahan dengan memilih perkawinan ‘pada gelahang’ walaupun dalam posisi peran politik perempuan Bali masih minor yaitu 30% perempuan duduk dalam posisi legislative, yudikatif dan eksekutif masih belum terpenuhi, namun emansipasi perempuan Bali menjadi proses berkelanjutan masyarakat Bali menuju kemajuan.